Gunung Tambora (atau
Tomboro) di Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB) meletus, tahun 1815.
Korban 92.000 orang
Pada tahun 1812,
gunung Tambora menjadi lebih aktif, dengan puncak letusannya terjadi pada bulan
April 1815. Besar letusan ini masuk ke dalam skala tujuh VEI (Indeks
Letusan Gunung Internasional), dengan jumlah semburan tefrit sebesar
1.6 × 1011 meter kubik. Letusan ketiga ini
mempengaruhi iklim global dalam waktu yang lama. Aktivitas Tambora setelah
letusan tersebut baru berhenti pada tanggal 15 Juli 1815.
Akibat letusan Tambora
antara lain Tsunami besar menyerang pantai beberapa pulau di Indonesia
pada tanggal 10 April 1815 dengan ketinggian diatas 4 m. Tinggi asap
letusan mencapaiketinggian lebih dari 43 km. Karena daya tarik grafitasi yang
ringan di angkasa, abu dan debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi
dunia. Debu Tambora menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun dan
turun melalui angin dan hujan kembali ke Bumi
Letusan gunung Tambora berakibat luar biasa. Gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Hujan tanpa henti selama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di Inggris.Kegelapan menyelimuti Bumi. Tambora juga jadi salah satu pemicu kerusuhan di Perancis yang warganya kekuarangan makanan. Juga mengubah sejarah saat Napoleon kalah akibat musim dingin berkepanjangan dan kelaparan pada 1815 di Waterloo.
0 komentar:
Posting Komentar