RSS

Cari Blog Ini

Telah terbentuk Blog dari anggota Kelompok 2 IPA 4


1.BLOG Luy Chika
2.BLOG Nanda DJ
3.BLOG Andre Anjuan Satria Tamba
4.BLOG Indri Yani Barus
5.BLOG  Johanes Wijaya Sinaga
6.BLOG Firda Rani Harahap
7.BLOG
Yang lain masih menunggu konfirmasi.

Banjir di Jakarta

Banjir Jakarta Tewaskan 14 Orang

Banjir Jakarta Tewaskan 14 OrangBadan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan hingga Sabtu (19/1/2013) pukul 07.00 WIB, korban meninggal akibat bencana banjir di Jakarta menjadi 14 orang.
“Ada tambahan dua korban dari jumlah kemarin sebanyak 12 orang,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.
Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, dua korban terakhir yang ditemukan adalah Karno, warga Tebet, Jakarta Selatan; dan korban yang ditemukan tewas di basement UOB Plaza Jalan MH Thamrin.
Karno ditemukan tewas oleh tim penyelamat di tepi Kali Ciliwung, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, atau tepatnya di sekitar Jembatan Kampung Melayu Kecil, Jumat (18/1/2013). Sementara itu, korban di Gedung UOB ditemukan pada Sabtu pagi. 
Sutopo mengatakan, dari 14 korban meninggal, enam orang meninggal karena tersengat listrik, empat orang karena usia dan sakit, dua anak-anak, satu orang hanyut ke sungai, dan satu orang terjebak di basement gedung.
Menurut dia, 14 korban meninggal tersebut sembilan orang di Jakarta Barat, dua orang di Jakarta Selatan, satu orang di Jakarta Timur, satu orang di Jakarta Utara, dan satu orang di Jakarta Pusat.
Sutopo mengatakan, hingga saat ini masih ada beberapa daerah yang terendam banjir di Jakarta. Bahkan, debit Ciliwung menurut dia juga mengalami kenaikan sejak kemarin sore akibat kiriman dari Depok.
Hingga Sabtu (19/1/2013) pagi, Sutopo mengatakan bahwa banjir yang melanda kawasan Pluit, Jakarta Utara, belum surut. Ketinggian air di kawasan ini menurutnya lebih dari 1,5 meter.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan ada 12 orang meninggal disebabkan banjir yang melanda Jakarta sejak Selasa (15/1/2013) hingga Jumat kemarin. BNPB menilai banjir yang melanda Jakarta telah menggenangi 32 kecamatan, 102 kelurahan, 337 RW, dan 910 RT.


Posted by: Andre anjuan satria
Sumber: www.beritakaget.com

Dua Pekan Terjadi 111 Bencana Alam

Dua Pekan Terjadi 111 Bencana Alam

     
Dua Pekan Terjadi 111 Bencana Alam
Kerugian Mencapai Rp 1 Miliar
—————————————–
SUMENEP-Awal tahun ini, Sumenep dilanda bencana bertubi-tubi. Terutama, selama musim angin kencang. Bencana tersebut bermacammacam, mulai dari puting beliung hingga kecelakaan laut. Data yang dihimpun Jawa Pos Radar Madura dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep per 14 Januari, total pada awal 2013 ini sudah terjadi 111 kejadian.
Kejadian itu terjadi di wilayah kepulauan dan daratan, umumnya berupa puting beliung. Kepala BPBD Sumenep Mohammad Fadilah menuturkan, bencana di awal tahun ini mengalami lonjakan signifi kan. Terutama, jika dibandingkan dengan awal tahun 2012 silam. ”Kalau dibandingkan tahun lalu, tahun ini bisa dibilang terjadi lonjakan luar biasa,” katanya. Diterangkan, pada awal 2012 lalu kejadian hanya sekitar 10 kali. Sedangkan kali ini mencapai ratusan, tepatnya 111 kejadian. Fadilah menuturkan, hal itu erat kaitannya dengan cuaca yang lebih ekstrem tahun ini.
Masih mengutip data di BPBD, bencana yang terjadi itu, untuk daratan terjadi di Kecamatan Bluto, Saronggi, Lenteng, Talango, Kalianget, dan Kecamatan Ambunten. Sedangkan di kepulauan terjadi di empat kecamatan. Yakni Kecamatan Sapeken, Kangayan, Masalembu, dan Kecamatan Sapeken. Dari sejumlah kasus tersebut, sebanyak tujuh orang dinyatakan meninggal dunia dan hilang sepuluh orang. Untuk korban meninggal dunia lebih banyak didominasi kecelakaan laut di Pulau Masalembu.
Kasi Penanggulangan Bencana BPBD Sumenep R Syaiful Arifi n menambahkan, dari jumlah kejadian tersebut, 68 peristiwa kerugiannya mencapai Rp 700 juta lebih. Sementara, 43 kejadian nilai kerugiannya belum diketahui. Hal itu dikarenakan lokasinya di kepulauan dan datanya masih belum masuk ke BPBD. Namun, diperkirakan kalau direkap semua, akibat bencana awal tahun ini kerugian material mencapai Rp 1 miliar lebih.  ”Untuk saat ini, diberi bantuan sembako,” tutur Syaiful ditemui di kantornya kemarin. Sedangkan pendistribusian bantuan sembako ke korban bencana di kepulauan hingga kemarin belum dikirim. ”Informasi dari pihak kecamatan, belum ada kapal Mas,” tambah Syaiful kemarin.
Selain sembako, BPBD mengusulkan kepada bupati berupa bantuan rehab bagi warga yang rumahnya hancur. Untuk menentukan berapa bantuan yang akan diberikan, tim BPBD tengah melakukan pendataan. Tokoh pemuda Desa Paliat, Kecamatan Sapeken, Sugianto mendesak pemerintah segera memberi perhatian. Terutama terhadap pemilik rumah yang hancur di desanya beberapa waktu lalu. Maklum, hingga kemarin belum ada perhatian apa pun. Karena itulah, Sugianto meminta secepatnya bantuan disalurkan ketika cuaca normal untuk pelayaran. ”Bagi warga yang rumahnya hancur juga harus diperhatikan. Kasihan warga,” kata Sugianto. (radar)


posted by: Andre anjuan satria tamba
sumber >> http://www.maduraterkini.com

Kota Sorong diguncang gempa 5,0 SR


Reporter : Muhammad Hasits

Senin, 5 Agustus 2013 04:21:34 gempa di sorong Papua. ©2013 Merdeka.com/BMKG
111


Gempa bumi dengan kekuatan 5,0 skala richter (SR) mengguncang Kota Sorong, Papua Barat. Gempa terjadi pada pukul 03.20 WIB, Senin (5/8).

Lokasi gempa terletak di 0.98 LS - 131.24 BT. Kedalaman gempa 10 Km atau 12 km Barat Daya Kota Sorong.

Gempa ini tidak menimbulkan tsunami.

Satu keluarga di Sukabumi tertimpa rumah keropos


Reporter : Yulistyo Pratomo
Jumat, 14 Juni 2013 14:05:57 Ilustrasi ambruk. ©2012 Merdeka.com/imam buhori
1


Sebuah rumah di Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tiba-tiba ambruk. Akibatnya, satu keluarga yang terdiri dari dua orang dewasa dan dua anak mengalami luka-luka.

Diduga, peristiwa tersebut terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu selama setengah hari sejak pagi tadi. Ditambah lagi, kondisi bangunan yang sudah tidak memadai.

"Ambruknya rumah tersebut akibat hujan deras ditambah kondisi rumah yang sudah keropos," kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo kepada wartawan, Jumat (14/6), seperti dikutip dari Antara.

Dari empat orang korban, hanya Erum yang mengalami patah pada bagian kaki. Sementara, ketiga korban lain hanya mengalami luka ringan dan sedang.

Petugas dari BPBD Kabupaten Sukabumi telah mengirimkan bantuan darurat kepada seluruh korban. Para korban saat ini sudah diungsikan, sedangkan rumahnya yang ambruk dan diperbaiki secara swadaya.

Potensi bencana alam di Kabupaten Sukabumi sangat tinggi, ditambah musim hujan yang belum juga berakhir. "Di musim hujan ini seluruh daerah rawan terjadi bencana baik banjir, longsor, angin puting beliung dan lain-lain. Untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa, kami sudah menurunkan puluhan relawan dan petugas," pungkasnya

55 Rumah di Deliserdang rusak diterjang puting beliung


Reporter : Moch. Andriansyah
Jumat, 26 Juli 2013 14:23:50 Ilustrasi terjangan puting beliung. ©bnpb.go.id
2


Sebanyak 55 rumah di Desa Sunggal Kanan, Sunggal, Deliserdang, Sumatera Utara, rusak parah setelah diterjang angin puting beliung. Meski tidak ada korban jiwa, seratusan warga terpaksa mengungsi ke rumah tetangga dan keluarganya.

"Puting beliung menerjang rumah-rumah warga seusai waktu berbuka puasa, Kamis (25/7) malam sekitar pukul 19.00 WIB," kata Darmawan Ginting, Kepala Dusun IV Desa Sunggal Kanan, Jumat (26/7).

Dia memaparkan, angin kencang yang datang tiba-tiba. Bubungan atap rumah warga terangkat dan beterbangan. Bukan hanya rumah, sebagian sawah milik warga juga porak poranda.

Setelah angin menghantam rumah dan sawah, hujan deras melanda kawasan itu. Arus listrik pun langsung terputus.

Pendataan kerusakan akibat puting beliung itu baru dilakukan Jumat (26/7) pagi. Kejadian ini pun baru dilaporkan kepada pihak kecamatan. "Kami berharap bantuan segera dikirimkan," kata Darmawan.

Sejumlah warga sudah berupaya memperbaiki kerusakan akibat hantaman puting beliung. Perbaikan dilakukan dengan cara bergotong royong.

Selain di Deliserdang, angin kencang juga merusak 6 rumah di Jalan Sunggal, Medan Sunggal. Kerusan umumnya umumnya terjadi pada bagian atap dan bubungan rumah.

Tsunami 26 Desember



Tsunami 26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh Darussalam, Nias, Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika. Korban lebih 200.000 orang (150.000 orang di Aceh dan Nias). 


Ketinggian tsunami mencapai 35 meter karena gempa bumi tektonik berkekuatan 8,5 SR berpusat di Samudra India (2,9 LU dan 95,6 BT di kedalaman 20 km (di laut berjarak sekitar 149 km selatan kota Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam). Gempa itu disertai gelombang pasang (Tsunami) tambahan berada di Indonesia. Sementara itu data jumlah korban tewas di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara menurut Kementerian Sosial RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang. Sedangkan menurut kantor berita Reuters, jumlah korban Tsunami diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa dengan korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu 16/1/2005). Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000 diantaranya dialami rakyat Aceh dan Sumatera Utarayang menyapu beberapa wilayah lepas pantai di Indonesia (Aceh dan Sumatera Utara), Sri Langka, India, Bangladesh, Malaysia, Maladewa dan Thailand.

Menurut Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) jumlah korban tewas akibat badai tsunami di 13 negara mencapai 127.672 orang. Namun jumlah korban tewas di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika Timur yang sebenarnya tidak akan pernah bisa diketahui, diperkirakan sedikitnya 150.000 orang. PBB memperkirakan sebagian besar dari korban tewas

ref:

http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2012/08/27/129-tahun-meletusnya-gunung-krakatau-26-agustus-1883-26-agustus-2012-488438.html
http://www.scribd.com/doc/45658843/Bencana-Terbesar-yg-pernah-terjadi-di-Indonesia-dan-Dunia

Gunung Tambora

Gunung Tambora (atau Tomboro) di Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB) meletus, tahun 1815. Korban 92.000 orang 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI4wab5bpar0FgkBoFsbdT6FTUfcH0c-s_76cqRc_FL0d-YUGkVfcn9jbef71qMBuEJsZQdau9EPe5VdyHmvmxNrLif16QjBDt-YG5y6njJb1fP0hWb8doMmZoSJ1actRHxc1-0XuWIJI/s1600/tambora.jpg


Pada tahun 1812, gunung Tambora menjadi lebih aktif, dengan puncak letusannya terjadi pada bulan April 1815. Besar letusan ini masuk ke dalam skala tujuh VEI (Indeks Letusan Gunung Internasional), dengan jumlah semburan tefrit sebesar 1.6 × 1011 meter kubik. Letusan ketiga ini mempengaruhi iklim global dalam waktu yang lama. Aktivitas Tambora setelah letusan tersebut baru berhenti pada tanggal 15 Juli 1815.

Akibat letusan Tambora antara lain Tsunami besar menyerang pantai beberapa pulau di Indonesia pada tanggal 10 April 1815 dengan ketinggian diatas 4 m. Tinggi asap letusan mencapaiketinggian lebih dari 43 km. Karena daya tarik grafitasi yang ringan di angkasa, abu dan debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi dunia. Debu Tambora menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun dan turun melalui angin dan hujan kembali ke Bumi


Letusan gunung Tambora berakibat luar biasa. Gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Hujan tanpa henti selama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di Inggris.Kegelapan menyelimuti Bumi. Tambora juga jadi salah satu pemicu kerusuhan di Perancis yang warganya kekuarangan makanan. Juga mengubah sejarah saat Napoleon kalah akibat musim dingin berkepanjangan dan kelaparan pada 1815 di Waterloo.
Gunung Tambora (atau Tomboro) di Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB) meletus, tahun 1815. Korban 92.000 orang 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI4wab5bpar0FgkBoFsbdT6FTUfcH0c-s_76cqRc_FL0d-YUGkVfcn9jbef71qMBuEJsZQdau9EPe5VdyHmvmxNrLif16QjBDt-YG5y6njJb1fP0hWb8doMmZoSJ1actRHxc1-0XuWIJI/s1600/tambora.jpg


Pada tahun 1812, gunung Tambora menjadi lebih aktif, dengan puncak letusannya terjadi pada bulan April 1815. Besar letusan ini masuk ke dalam skala tujuh VEI (Indeks Letusan Gunung Internasional), dengan jumlah semburan tefrit sebesar 1.6 × 1011 meter kubik. Letusan ketiga ini mempengaruhi iklim global dalam waktu yang lama. Aktivitas Tambora setelah letusan tersebut baru berhenti pada tanggal 15 Juli 1815.

Akibat letusan Tambora antara lain Tsunami besar menyerang pantai beberapa pulau di Indonesia pada tanggal 10 April 1815 dengan ketinggian diatas 4 m. Tinggi asap letusan mencapaiketinggian lebih dari 43 km. Karena daya tarik grafitasi yang ringan di angkasa, abu dan debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi dunia. Debu Tambora menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun dan turun melalui angin dan hujan kembali ke Bumi


Letusan gunung Tambora berakibat luar biasa. Gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Hujan tanpa henti selama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di Inggris.Kegelapan menyelimuti Bumi. Tambora juga jadi salah satu pemicu kerusuhan di Perancis yang warganya kekuarangan makanan. Juga mengubah sejarah saat Napoleon kalah akibat musim dingin berkepanjangan dan kelaparan pada 1815 di Waterloo.

Tsunami Gunung Krakatau

Tsunami Gunung Krakatau (letaknya di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra) meletus, 26 Agustus 1883. Korban 36.417 orang
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDcFgr2qMVhoIZcMlqkWzD3VCn9asp2-Emr3zv5pUvJ3WsHz5LRYDmLav9DprdpvV-IbdItsH9fN-TGM4gecUO0skIhS3J5v-3zD09vvArjpBaMxTDT36UaMwV8gz348yc7EcMOlVrfRU/s1600/krakatau.jpg

Bayangkan apa yang terjadi 129 tahun lalu, ketika Gunung Krakatau meletus tepatnya pada tanggal 26 Agustus 1883.  Daya ledaknya saja diperkirakan 30.000 kali lipat bom atom Nagasaki dan Hiroshima di Jepang. Suara letusannya terdengar hingga Australia (Alice Spring) dan bahkan Afrika (Pulau Rogrigues) sejauh 4.653 km. Dan korban jiwa mencapai lebih dari 36.000 jiwa.

Ledakan ini menimbulkan gelombang setinggi 40 meter, gempa bumi dan menimbulkan tsunami hingga mencapai Hawaii. Menghancurkan 195 desa-desa di sepanjang Merak hingga Karawang, Ujung Kulon hingga Sumatera bagian selatan.

Atmosfer dipenuhi dengan debu vulkanik. Dunia sempat mengalami kegelapan selama dua hari. Matahari meredup selama setahun ke depan. Perubahan iklim global sedang terjadi.


Letusan Gunung Kelud


Letusan tahun 1919 merupakan bencana terbesar yang dihasilkan oleh
aktivitas gunung Kelut pada abad ke 20, yang mengakibatkan sekitar 5160 orang meninggal. Letusan terjadi pada  tengah malam antara tanggal 19 dan 20 Mei 1919 yang ditandai dengan suara dentuman amat keras bahkan terdengar sampai di Kalimantan.
Hujan  abu menyebar akibat tiupan angin terutama ke arah timur. Di Bali hujan abu terjadi pada tanggal 21 Mei 1919. Dari perhitungan endapan abu dapat ditaksir bahwa sekitar 284 juta m3 abu terlemparkan, jumlah ini setara dengan sekitar  100 juta m3 batuan andesit. Secara keseluruhan diperkirakan 190 juta m3material telah keluar dari perut gunung Kelud

Tsunami Ende, Flores-Nusa Tenggara Timur, 12 Disember 1992. Korban 2100 orang

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo4svjJxpcrr1JJuyE1Hj9G8034daO4rf15xdyKnW73I5P4p96euXViRU3XCVew3fUstH6dmXpeXkQ_jHNO59CBBqNEYmekV3JQFvsKu7S0z69t0mammkFwdq0cVlGrTLje-gLFR2vfW4/s1600/flores.jpg

Gempa bumi berkekuatan 7,8 Mw terjadi pada di lepas pantai utara bagian timur Pulau Flores, Indonesia, jam 05:29 GMT (13:29 waktu setempat) pada tanggal 12 Desember 1992. Getaran ini juga dirasakan di pulau Bali, 700 km ke barat. Gempa ini juga memicu serangkaian tsunami, yang sampai di pantai Flores hanya dua menit setelah gempa pertama, dan mencapai setiap bagian dari pantai utara dalam waktu lima menit. Pusat gempa berada terletak sekitar 35 km barat laut Maumere, yang merupakan kota terbesar di pulau Flores. Patahan yang diakibatkan gempa terbentang antara pusat gempa di dekat Tanjung Batumanuk dan Tanjung Bunga, di ujung timur laut pulau. Panjang sesar adalah sekitar 110 km, dan lebar adalah sekitar 35 km. Lebih dari 1.000 gempa susulan yang direkam oleh tim survei lapangan dari Jepang selama periode panjang minggu dari 30 Desember-5 Januari. Pantai di sebelah barat Tanjung Batumanak itu terangkat, dengan pergeseran antara dari 5 -. 1.1m Subsidence terjadi di sisi timur, mencapai 1.6m di desa Kolisia (terletak 25 km barat laut Maumere)

Secara total gampir 2.000 orang meninggal dan 18.000 rumah rusak akibat tsunami. Hal yang menarik dari kejadian di Pulau Babi  ini adalah korban tewas berjenis kelamin perempuan hamper dua kali lipat dari yang berjenis kelamin laki-laki 

Gempa Bumi Sumatera Barat 2009


padang.jpg
Gempa ini terjadi dengan kekuatan 7,6 SR di lepas pantai Sumatera Barat, pada pukul 17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat laut Padang. Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat.Menurut data Satkorlak PB, banyaknya 6.234 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 kota & 4 kabupaten diS

umatera Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, & 78.604 rumah rusak ringa


Kabupaten Malang Diguncang Gempa Berskala 5,9 Richter … Puluhan Rumah Rusak Berat

Posted on  | Leave a comment

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan gempa berkekuatan 5,9 skala richter di 112 km tenggara Malang, Jawa Timur pada Senin, 8 Juli 2013 pukul 09:13:39 WIB, di kedalaman 10 Km menimbulkan kerusakan rumah dan bangunan di daerah selatan Malang. “Total ada 124 rumah rusak,” ucapnya melalui pesan singkat yang diterima Tempo, Senin, 8 Juli 2013.
Kerusakan tersebut, lanjut Sutopo, meliputi 11 rumah rusak berat, 18 rumah rusak sedang, dan 95 rumah rusak ringan di 5 kecamatan. “BPBD Kabupaten Malang telah menerjunkan 4 tim reaksi cepat untuk melakukan pendataan dampak gempa,” kata dia.
Selain rumah rusak, juga terdapat 1 orang korban patah tulang. “Akibat lari dari rumah dan terjatuh,” kata Sutopo. Saat ini korban telah dibawa ke Puskesmas terdekat dan dirujuk ke RS. Bala Keselametan – Turen. Korban berdomisili di Dusun Tugu Sari RT.01 RW. 01 Desa Bumi Rejo Kec Dampit, Malang.
Sutopo mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan terkait terjadinya gempa dengan magnitude yang cukup besar, seperti di Aceh 6,2 RS, Pagai Selatan 6,1 SR dan Malang 5,9 SR. “Gempa bersifat mendadak dan tidak dapat diprediksikan. Saat merasakan gempa segera keluar dari rumah dan mencari tempat yang aman. Jika di pantai segera mencari tempat yang tinggi dan aman,” kata dia.
Berikut daftar kerusakan rumah tersebut terdapat di:
1. Kec. Dampit (2 unit rumah rusak ringan)
2. Kec. Ampel Gading (2 rusak ringan)
3. Kec. Tirto Mulyo (2 rusak berat, 2 rusak sedang, 9 rusak ringan)
4. Kec. Gedangan (1 rusak berat)
5. Kec. Sumber Manjing Wetan (8 rusak berat, 16 rusak sedang, 52 rusak ringan).
Sutopo menuturkan masyarakat bersama Muspika bergotong-royong membenahi rumah-rumah terdampak. Adapun untuk pengungsian, saat ini korban yang kehilangan tempat tinggalnya, mengungsi di kerabat atau tetangga terdekat.
BPBD Malang, lanjut dia, juga telah membagikan paket sembako kepada keluarga yang terdampak Rusak Berat. “Untuk keluarga terdampak akan segera didistribusikan kembali bagi yang belum mendapatkan paket sembako,” kata Sutopo.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang meminta warga 12 desa di empat kecamatan bersiap menghadapi kemungkinan terjadinya gempa susulan. “Gempa susulan mungkin saja terjadi,” kata Kepala BPBD Kabupaten Malang Hafi Lutfi, Senin, 8 Juli 2013.
Menurutnya, kesiagaan perlu ditingkatkan setelah Malang dan banyak daerah lain di Jawa Timur diguncang gempa bermagnitudo 5,9 Skala Richter (SR) tadi pagi pukul 09.13. “Bukan untuk menakut-nakuti, tapi bersiaga itu lebih baik daripada terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.” Saat ini, kata Hafi, kejadian gempa seperti sedang berantai.
BPBD menurunkan tim ke empat kecamatan untuk memantau kesiagaan. “Satu tim anggotanya 20 orang.”
BPBD telah memetakan 12 desa yang rentan terdampak gempa dan tsunami. Desa itu adalah Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan; Pujiharjo, Purwodadi, dan Sitiarjo di Kecamatan Tirtoyudo; Srigonco, Sumberbening, Bandungrejo, Kecamatan Bantur; Tulungrejo, Banjarejo, Purwodadi, Sumberoto, serta Mentaraman, Kecamatan Donomulyo.
Gempa tadi pagi membuat tiga rumah warga di Desa Sumberagung, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, rusak ringan. Kerusakan berupa atap rumah runtuh dan dinding rumah retak. Empat rumah, satu masjid, dan musola Dusun Mulyosari, Desa Harjokuncaran, Sumbermanjing Wetan, rusak ringan. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.
Pusat gempa terletak pada koordinat 9.16 Lintang Selatan, 113.00 Bujur Timur, pada kedalaman 10 kilometer Samudera Hindia, yang berjarak 112 kilometer tenggara Malang, 114 kilometer barat daya Lumajang, 130 kilometer barat daya Jember, atau 202 kilometer kilometer tenggara Surabaya, di kedalaman 10 kilometer.
Gempa sebelumnya terjadi pada Selasa, 17 Mei 2011, pukul 07:14:58 WIB, 9.55 Lintang Selatan, 112.55 Bujur Timur. Pusat gempa di kedalaman 25 kilometer, berada di 170 kilometer tenggara Kabupaten Blitar.
Tempo mencatat, perairan selatan Malang memiliki kerawanan tinggi terjadinya gempa laut yang besar karena di sekitar 200 kilometer selatan lepas pantai Malang terdapat jalur pertemuan dari rangkaian gunung aktif di dunia atau yang disebut Cincin Api Pasifik. Jalur pertemuan itu berada di bawah perairan berupa persilangan dan membentang lempengan Indo Australia dan Eurasia.
“Kedua lempengan selalu bergerak aktif dan menimbulkan tumbukan yang menyebabkan penumpukan energi. Pada saat batas elastisitas lempengan terlampaui akan menimbulkan gempa bumi atau gempa laut. Gempa diprediksi pasti akan terjadi,” kata Kepala Badan Metereologi dan Geofisika Karangkates Adi Soepriyanto.

Banjir dan Longsor
di Ambon, 8 Tewas
 

Rabu, 31 Juli 2013
AMBON (Suara Karya): Bencana alam tanah longsor menimpa beberapa wilayah Kota Ambon setelah diguyur hujan lebat sejak Senin (29/7) malam hingga Selasa (30/7) siang.
Sedikitnya telah ditemukan 8 warga tewas dan 7 orang masih dinyatakan hilang.
"Delapan orang dinyatakan meninggal dunia akibat bencana alam banjir dan longsor di Ambon sedangkan 10 orang luka-luka dan masih dirawat di sejumlah rumah sakit," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ambon, Tjokro Broery, Selasa.
Data serupa disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran persnya, di Jakarta, Selasa (30/7).
Dia menjelaskan permukiman yang berada di bantaran sungai dan lereng perbukitan terkena banjir dan longsor di Galala, Batu Merah, Lapangan Polres Kota, depan Masjid Alfatta, jalan Diponegoro, jalan Baru, dan di jalan Soa Bali. Bahkan di jalan Kebon Cengkeh menuju Asrama Brimob terjadi longsor. Sungai Moa-Moa menuju Negeri Lima, meluap. Tahun lalu terjadi banjir bandang di sungai ini dan menghancurkan sejumlah rumah.
Lebih lanjut Tjokro Broery menjelaskan bahwa delapan warga yang meninggal yakni dua warga Ahuru, Air Besar, satu orang warga Galunggung, dua warga Batu Gajah, dua warga Batu Meja kecamatan Sirimau dan satu orang warga Desa Eri, kecamatan Nusaniwe.
"Dua warga Batu Meja tersebut ditemukan di kawasan Tanah Tinggi akibat terbawa arus sungai," katanya.
Sementara itu tujuh warga masih dalam proses pencarian tim yakni warga Ahuru satu orang, Batu Gajah satu orang, dan lima orang warga Batu Meja.
Korban luka-luka berat dan ringan sebanyak 10 orang saat ini masih dirawat di sejumlah Rumah Sakit yakni Bahkti Rahayu, Sumber Hidup dan RSUD Dr Haulussy Ambon.
Tjokro mengatakan, selain menimbulkan korban jiwa, banjir dan longsor mengakibatkan delapan rumah hanyut dan sekitar 80 rumah rusak berat. "Sebanyak 900 unit rumah tergenang banjir, rumah rusak berat 80 unit dan 30 rumah rusak ringan," ujarnya.
Ia menjelaskan, pihaknya bersama anggota TNI, Polri, Basarnas, PMI, satuan kerja perangkat daerah (SKPD), dan masyarakat telah melakukan penanganan darurat. Bantuan tanggap darurat yang telah disalurkan berupa makanan siap saji, terpal, tikar, selimut, tenda dan matras. "Bantuan langsung disalurkan ke sejumlah lokasi yang terendam banjir dan tertimbun longsoran tanah," kata Tjokro.
Banjir dan longsor kemarin menimbulkan ketakutan bagi warga Kota Ambon. Sejumlah warga di Negeri Amahusu, Kecamatan Nusaniwe misalnya, berupaya mencari tempat berlindung yang lebih aman setelah air sungai terus meluap dan dikhawatirkan terjadi banjir bandang yang datang dari arah perbukitan.
"Semalaman kami tidak bisa tidur dan terus memantau perkembangan air yang terus sanga deras dan dikhawatirkan akan terjadi longsor seperti musibah beberapa tahun lalu," ujar Ny. Sintje Soplanit (45), salah satu warga Amahusu.
Kepala BPBD Ambon, Tjokro Broery menambahkan, hujan yang mengguyur provinsi Maluku khususnya Pulau Ambon adalah tipe lokal yang tidak dipengaruhi oleh angin muson dari Australia dan Asia, sehingga memiliki musim hujan seperti kebanyakan hujan di Indonesia pada November hingga April.
Musim hujan di Maluku dipengaruhi oleh sea surface temperatur di perairan Maluku yang saat ini lebih dua derajat Celsius dari normal. "Puncak hujan di provinsi itu terjadi pada Juli-Agustus sehingga kalender bencana di Maluku dan Maluku Utara berbeda dengan daerah lain di Indonesia," katanya.
Tahun 2012 lalu, korban banjir maupun tanah longsor akibat hujan di Kota Ambon tercatat 33 warga meninggal dunia dan enam luka berat, Seram Bagian Barat(SBB) enam orang meninggal, Buru Selatan empat meninggal, Seram Bagian Timur(SBT) dua meninggal dan satu lainnya di Maluku Tengah.
Begitu pula infrastruktur, fasilitas umum maupun sosial serta rumah warga yang rusak ringan hingga total membutuhkan biaya anggaran untuk menanganinya mencapai ratusan miliar rupiah. (Ant/Singgih/Dwi Putro AA)

bencana alam



sumber: memoyztime.blogspot.com

Gempabumi & Tsunami 26 Desember 2004

Dipenghujung tahun 2004, tepatnya pada hari Minggu, 26 Desember 2004, Indonesia dan delapan negara lainnya di kawasan Samudera India dilanda bencana tsunami sangat hebat. Tsunami tersebut telah merenggut lebih dari seperempat juta jiwa pada beberapa negara Asia dan Afrika yang meliputi : Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar, Bangladesh, Srilangka, India, Maladewa, Somalia dan Kenya.

Gambar 1. dari kiri ke kanan: Masjid Baiturahman Banda Aceh pasca gempabumi dan tsunami, Ketinggian gelombang laut di Thailand, Kereta api terguling dihantan tsunami di Sri Lanka


Gambar 2. Model Penjalaran Gelombang Tsunami Aceh Desember 2004
Tsunami ditimbulkan oleh gempabumi berkekuatan 9,3 SR yang berpusat di 3,3 LU - 95,98 BT Gempa tersebut telah menimbulkan getaran kuat dan patahan sepanjang ± 1200 km yang membentang dari Aceh sampai ke Andaman.
Tragedi tsunami akhir tahun 2004 tersebut telah meninggalkan kesedihan dan penderitaan luar biasa bagi masyarakat Provinsi Aceh dan Sumatera Utara khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Merujuk data dari BNPB, 173.741 jiwa meninggal dan 116.368 orang dinyatakan hilang, sedangkan di Sumatera Utara 240 orang tewas, Tsunami aceh mengakibatkan ribuan rumah dan bangunan rusak, dan menyebabkan hampir setengah juta orang jadi pengungsi.

Tanah yang tadinya hijau subur, perumahan yang tadinya tertata dengan baik, hancur musnah hanya dalam hitungan jam dan tertinggal sampah serta tubuh-tubuh tidak bernyawa. Aceh menangis, Indonesia berduka dan duniapun mengulurkan tangan sebagai bentuk solidaritas sesama umat manusia.
sumber : http://inatews.bmkg.go.id/new/about_inatews.php?urt=2

Bencana Alam nasional


Selasa, 27 November 2012


tsunami aceh : termonuklir atau bencana alam?

Tragedi tsunami di Aceh telah 6 tahun berlalu, bencana alam terbesar ini telah menewaskan ratusan ribu jiwa, jutaan rumah rata dengan tanah, bumi Aceh seperti ladang yang hanya berisi sampah reruntuhan dan mayat yang berserakan. Gulungan ombak itu seolah melenyapkan kehidupan di sana. Seluruh dunia turut berduka dalam tragedi tersebut.

Sebagian besar orang menganggap musibah ini adalah bencana alam. Sebabnya adalah lempeng bumi di belahan Sumatera yang mengalami pergeseran dan menimbulkan patahan sehingga terjadilah gelombang tsunami yang diawali dengan gempa bumi yang berkekuatan 6,8 skala richter menurut catatan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Berbeda dengan catatan yang diberikan oleh NOAA Amerika Serikat yang mencatat bahwa kekuatan gempa mula-mula sebesar 8.0 SR kemudian diralat menjadi 8.5 SR lalu diralat lagi menjadi 8.9 SR sampai akhirnya NOAA menetapkan bahwa kekuatan gempa yang menimpa Aceh saat terjadinya tsunami adalah sebesar 9.0 SR.

Perbedaan mengenai kekuatan gempa Aceh ini bagi sebagian kecil orang menjadi sebuah kecurigaan. Mereka menganggap ada skenario dibalik tsunami yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam. Seorang dosen Fakultas Tekhnik Unisba Bandung, M.Dzikron A.M termasuk ke dalam sebagian kecil orang yang mencurigai musibah yang melanda Aceh. Tak lain musibah itu diduga adalah skenario dari negara adidaya.

Selain adanya perbedaan mengenai catatan kekuatan gempa, faktor lain yang menguatkan bahwa tsunami Aceh merupakan tsunami buatan manusia adalah perbedaan mengenai letak Epicentrum (pusat gempa pada permukaan bumi). Australia merekam Magnitudo dan posisi Epicentrum sesuai dengan yang ditentukan oleh kantor Geofisika Jakarta yaitu gempa berukuran 6,4 pada Skala Richter menimpa utara pulau Sumatera. Titik gempa berada di 155 mil selatan-tenggara Provinsi Aceh. Lokasi ini berbeda 250 mil dari posisi yang ditentukan oleh NOAA Amerika Serikat, yang menyatakan bahwa Epicentrum berada di barat daya Provinsi Aceh.

Selain itu Indonesia dan India juga merasakan keanehan tentang tidak adanya gempa ‘peringatan’ pada Seismograf mereka. Hal ini berarti bahwa gelombang kejut normal yang selalu mendahului sebelum gempa terjadi itu tidak ada. Namun NOAA menyatakan menerima ‘peringatan’ mengenai adanya gempa susulan, tetapi sama sekali tidak terjadi. Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut frekuensi elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan sebuah proses yang terjadi secara mendadak.

Maka ketika resonansi karena frekuensi ini terjadi, pusat gempa akan mulai bergetar, dan mengirimkan peringatan adanya gempa kepada semua Seismograf dalam bentuk gelombang transversal (tegak). Jika gelombang yang diterima oleh Seismograf adalah gelombang P, maka yang dihadapi adalah gelombang akibat gempa bawah tanah atau bawah laut. Nyatanya gelombang inilah yang diterima oleh Indonesia dan India. Gelombang ini secara mengejutkan sangat mirip dengan gelombang yang dihasilkan beberapa tahun lalu oleh senjata nuklir skala besar di bawah tanah di Nevada.

Menyadari keanehan yang terjadi itu, pada tanggal 27 Desember 2004, India menolak untuk bergabung dalam rencana ekslusif Presiden George Bush yang akan menarik semua kekuatan Nuklir Asia dari koalisi baru dengan Rusia, Cina, dan Brazil.

Selain itu juga keanehan yang dapat kita saksikan secara langsung dengan mata kepala adalah kondisi mayat-mayat korban tsunami Aceh tersebut mati dengan keadaan yang hangus/hitam sejak hari pertama tsunami. Mungkinkah gelombang air laut dapat membuat tubuh manusia menjadi hitam dalam seketika, rasanya sungguh tidak masuk akal, hanya Allah maha tau segala-galanya.

Satu hal yang sangat penting untuk diketahui bahwa sesungguhnya gelombang tsunami hanya merupakan gelombang pelabuhan, sesuai dengan namanya yang berasal dari Jepang yaitu TSU yang berarti pelabuhan dan NAMI yang berarti gelombang. Jadi sedahsyat-dahsyatnya gelombang tsunami mestinya hanya akan melanda daerah sekitar pelabuhan atau pantai saja. Rasanya tidak mungkin gelombang laut tersebut sampai masuk ke daerah perkotaan seperti yang terjadi di kota Banda Aceh hingga radius 7-9 Km dari bibir pantai Ulhee Lhee sampai ke Mesjid Raya Baiturrahman yang berada di pusat kota.

Tentunya kita bertanya dengan alat secanggih apa yang bisa membuat bencana sedahsyat tsunami yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam tersebut. Hanya ada satu jawaban yang paling mungkin, yaitu dengan menggunakan Bom Nuklir. Bom yang pernah meluluhlantakkan kota Hirosima dan kota Nagasaki rata dengan tanah.

Bom itu diduga Thermonuklir, tak lain adalah nuklir yang dapat mengakibatkan ledakan dan menimbulkan gelombang laut yang maha dahsyat tersebut. Tiga bulan pasca tsunami, Provinsi Aceh dikepung oleh kapal induk milik AS yang diduga memiliki tujuan agar para peneliti tidak mendekati perairan Aceh dan mereka bisa membersihkan puing-puing sisa bom nuklir tersebut. Akan tetapi 2 bulan pasca tsunami yang melanda Aceh ditemukan sampah nuklir berserakan di Somalia, seperti yang diungkapkan oleh UNEP. 

Namun Radio Voice Of America (VOA) mengklaim bahwa sampah nuklir itu berasal dari Eropa. Padahal pada tahun 1972 PBB telah mengeluarkan peraturan yang melarang membuang sampah nuklir ke laut, tetapi mengapa justru ditemukan adanya sampah nuklir di perairan Somalia saat itu.

M. Dzikron A.M mengungkapkan pendapatnya mengenai adanya tsunami buatan ini dikarenakan oleh beberapa faktor. Yang menjadi faktor utamanya diduga berkaitan dengan motif ekonomi. Seperti kita ketahui bahwa Provinsi Aceh merupakan daerah yang menyimpan kandungan gas alam yang sangat banyak, untuk mengelabui warga Aceh sejak dahulu para peng-eksplore gas selalu menyebutkan bahwa cadangan gas Aceh hanya tersisa sedikt.

Aceh selain kaya akan kandungan gas, juga menyimpan cadangan minyak dan emas. Kawasan ini memang terkenal sangat kaya dengan sumber kekayaan alam. Ada Negara-negara besar yang tentunya ingin mempertahankan dan memperluas kekuasaannya dikawasan ini. Bisa jadi salah satu jalan yang ditempuh dengan melenyapkan sebahagian warga Aceh, yang selama ini dianggap mengancam keberadaan perusahaan minyak dan gas lantaran Provinsi Aceh terus mendesak tuntutannya agar diberi hak yang lebih besar terkait kekayaan alam di wilayahnya.

Karena demikian kompleksnya tanda-tanda yang muncul sehingga sulit untuk membedakan tsunami yang terjadi di Aceh adalah tsunami yang disebabkan oleh alam ataukah sebuah bencana yang memang diciptakan oleh tangan-tangan yang mempunyai kepentingan. Tapi mari kita sejenak mengingat janji Allah dalam Alquran Surat Ar-Rum ayat 41, bahwa Allah telah berfirman “telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah mengehendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Banyak orang tak percaya Tsunami yang meluluhlantakan Aceh dan Nias di Sumatera Utara itu akibat rekayasa manusia. Mereka tidak percaya ada Negara besar yang mampu merekayasa bencana alam sedahsyat itu. Ada juga yang skeptis penggunaan energi Nuklir pasti menimbulkan efek lain, yaitu radiasi yang membawa banyak efek negatif bagi lingkungan maupun manusia di lokasi bencana. Siapa yang kenal nuklir dan efeknya sebelum terjadi di Hiroshima dan Nagasaki? Maka teori Tsunami akibat Nuklir pun dapat disikapi secara sama.

Secara teoritis, Warhead Thermonuklir W-53 dengan kekuatan 9 megaton dapat dengan mudah ditempatkan dalam wadah yang mirip diving chamber (alat selam dalam) yang biasanya digunakan dalam eksploitasi minyak. Wadah ini sekaligus melindunginya dari tekanan sebesar 10.000 pon per inchi persegi di dasar palung laut dalam. Bobot total berikut wadahnya kurang dari lima ton, sehingga dapat dijatuhkan dari buritan kapal suplai anjungan pengeboran minyak lepas pantai.

Di Asia terdapat lebih dari 300 anjungan. Siapa yang tahu jika salah satu dari anjungan itu dipilih menjadi tempat titik Episentrum gempa buatan itu? Kedua, yang lebih masuk akal, senjata yang digunakan bukan nuklir melainkan senjata SCALAR. Teknologi senjata baru ini memang berpotensi memanipulasi fenomena alam untuk menghancurkan musuh. Dari gempa bumi hingga angin topan dapat ditimbulkan dengan tembakan gelombang elektromagnetik berkekuatan sangat tinggi. Lebih logis jika senjata SCALAR ini yang mungkin digunakan untuk menimbulkan gempa besar yang memicu Tsunami Asia.

Tapi yang jelas,skenario menggunakan senjata yang mampu melakukan modifikasi lingkungan dan manipulasi fenomena alam, memang sangat canggih. Dengan menggunakan SCALAR, taktik “lempar batu sembunyi tangan” dapat diubah lebih efektif menjadi “lempar batu, datang, kasi bantuan dan jadi tuan”.

Teknologi perusak berbasis gelombang elektromagnetik pertama kali dikenalkan saintis Rusia Nikola Tesla. Saintis ini menjadikan bencana gempa di berbagai negara pada 1937 sebagai sampel penelitian. Selanjutnya, Tesla melakukan penelitian mengenai penciptaan alat yang mampu memunculkan gelombang frekuensi tinggi yang bisa memicu badai dan gempa tektonik. Setelah melalui berbagai penyempurnaan, alat itu mampu mengalahkan kekuatan Nuklir. Belakangan senjata pemusnah massal itu dikenal sebagai elektromangnetik SCALAR.

Dalam bukunya “The Latest Weapon of War” (2000), Dr Rosalie Bertell, menyatakan bumi bisa digunakan sebagai alat baru untuk memenangkan “peperangan”. Bumi bisa digoncangkan dengan alat berteknologi tinggi. Secara tegas Bertell berkata, dalam persenjataan tentara AS senjata terkininya adalah bumi dan cuaca. “keduanya akan menjadi senjata pemusnah terburuk menjelang 2025” kata Bertell. Senjata elektromagnetik bisa memunculkan ledakan yang seperti halnya gempa bumi. Tentu saja kekuatan ini jauh melebihi kedashyatan senjata nuklir yang dikenal sebagai senjata pemusnahan massal. 

                                                sumber:  http://niken-gafrani.blogspot.com/2012/11/tsunami-aceh-termonuklir-atau-bencana.html
Copyright 2009 Kelompok 2 XI-IPA 4. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates